Postingan

Tiket

Hujan turun siang itu. Langit yang sejak satu jam lalu berwarna abu-abu, sekarang semakin gelap. Lampu ruangan dinyalakan. Dari lantai tujuh kantornya, Sinta memperhatikan setiap tetes air yang menghantam jendela di sampingnya, seperti ribuan jarum yang mencoba menembus kaca dan menimbulkan suara gemerisik. Perlahan setiap tetes itu menari sebentar sebelum akhirnya meluncur ke jalan di bawahnya.     Kota di luar sana berdenyut dalam ritme yang tidak pernah berubah, seperti jam tua yang tetap berdetak meski tidak lagi menunjukkan waktu yang benar.     Sinta menghela nafas panjang. Layar komputer di hadapannya menampilkan laporan yang harus ia rekap sebelum jam makan siang. Tugasnya sebagai analis data keuangan di sebuah perusahaan konsultan terkesan cukup prestisius. Orang-orang yang dia kenal dan saudara-saudaranya menganggap ia hebat juga beruntung.     Pekerjaan ini awalnya menarik bagi Sinta. Upah yang layak, tugas yang pasti dia selesaikan dengan baik, ...